service@naturalnusantara.co.id (0274) 6499191

P H P

Penulis Ir. Hana Indra Kusuma, MP (Direktur Utama PT.NASA)

Waktu terus bergulir menuai usia. Hari melaju, bulan berlalu dan tahun berganti baru. Semestinya evaluasi diri senantiasa digulirkan untuk hari esok yang lebih baik. Banyak hal tentunya bisa dijadikan sebagai obyek evaluasi, namun kadang terselip satu hal penting yaitu kebiasaan-kebiasaan selama ini yang melekat pada diri setiap insan. Salah satu pembentuk DNA kesuksesan dan kebahagiaan adalah karakter, dimana karakter terbentuk karena kebiasaan yang dijalankan dalam hidup seorang insan.

"Mustahil ada kemajuan tanpa perubahan kebiasaan. Orang yang tak dapat mengubah kebiasaannya tak akan bisa mengubah apa-apa." (George Bernard Shaw).

Kebiasaan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu secara terus-menerus. Kebiasaan adalah sebuah perilaku keseharian yang dilakukan tanpa perlu berpikir atau memotivasi diri untuk melakukannya karena sudah melalui serangkaian tindakan yang berulang dalam kurun waktu tertentu. Kebiasaan tak sekedar tindakan saja, namun juga terkait pola pikir, bagaimana mengidentifikasi, menganalisa, menyimpulkan dan memutuskan terhadap beragam hal keadaan yang dihadapi.

Menurut Charles Duhigg, kebiasaan dapat muncul di luar kesadaran kita, atau dapat dengan sengaja dirancang pada awalnya. Kebiasaan bisa terjadi tanpa izin kita (spontan), walau pada prinsipnya dapat dibentuk atau dirubah kembali. Kebiasaan membentuk kehidupan kita begitu kuat namun bersifat halus, jauh lebih dari yang kita sadari. Bahkan kebiasaan bisa menyebabkan otak kita terpola hingga bisa mengesampingkan semua yang lain, termasuk akal sehat.

Kebiasaan baik atau buruk lambat laun akan berfungsi mengubah perilaku yang pada akhirnya akan menentukan kondisi hidup kita. Dengan melakukan hal-hal positif dan produktif secara rutin, maka orang akan menjadi terbiasa melakukan hal-hal positif dan produktif secara ringan atau otomatis sehingga lambat laun otak tak lagi berpikir keras untuk itu, yang pada gilirannya orang bersangkutan menjadi orang yang berperilaku positif dan produktif. Dengan demikian, peluang kesuksesan mestinya akan terbuka lebih lebar. Tentu akan sebaliknya jika apa yang dilakukan negatif dan nonproduktif.

Mengingat begitu pentingnya faktor kebiasaan untuk menentukan jalan hidup siapapun ke depan, semestinya perubahan kebiasaan apapun ke arah positif selayaknya diupayakan. Kebiasaan bisa dirubah. Manusia selalu bisa melakukan hal baru ketika mereka sadar akan kebiasaan tersebut dan termotivasi untuk berubah. Karena kebiasaan terbentuk lewat proses berulang maka untuk mengubahnya butuh pula kebiasaan yang berulang. Perubahan kebiasaan adalah masalah kemauan, tekad, kesabaran, dan konsistensi yang dipraktekkan secara sadar. Maka perlu disadari beberapa faktor penghambat perubahan kebiasaan seperti tidak memiliki kesadaran, memiliki kesadaran namun tidak memiliki komitmen, memiliki komitmen namun tidak tahu ilmu atau cara untuk merubah kebiasaan negatif yang efektif, mengetahui ilmu atau cara untuk merubah kebiasaan namun tidak sabar berproses dan ingin hasil instan, masih menginginkan kenyamanan selalu, tidak merubah lingkungan, terburu-buru memulai dan berusaha memulainya tidak dari hal kecil atau mudah terlebih dahulu, dan lain-lain.

Upaya merubah kebiasaan ke arah positif dan produktif harus dimulai dari kesadaran terlebih dahulu dengan belajar dari kesalahan masa lalu, dengan segala hal yang ditimbulkannya untuk bisa menghadirkan komitmen permanen berdasar motivasi dan tujuan yang ingin dicapai, guna menang dalam "perang" pikiran sebelum memulai berjuang mewujudkan perubahan kebiasaan secara realita. Komitmen utamanya sangat tergantung dari diri sendiri. Faktor eksternal hanyalah pendukung saja. Orang yang memiliki komitmen kuat akan lebih mudah berubah. Sehingga penting kiranya untuk berjanji pada diri sendiri jika memang betul-betul ingin merubah kebiasaan negatif dan nonproduktif menjadi hal positif dan produktif yang akan menguntungkan ke depannya, sehingga kualitas hidup akan meningkat. Berjanjilah pada diri sendiri dengan tekad kuat berlandaskan hal-hal yang mendasari perubahan kebiasaan, untuk konsisten melakukannya, sekalipun tanpa dorongan bahkan paksaan dari orang lain. Semua dimulai dari diri sendiri.

Setelah menyadari dan memiliki komitmen untuk berubah, buatlah daftar list positif-negatif akan kebiasaan yang ingin diubah. Apa positifnya jika berubah dan apa negatifnya jika tak berubah. Tulislah rencana aksi perubahan kebiasaan. Dengan menuliskan hal-hal yang positif dan produktif akan membuat kita lebih berkeinginan untuk melupakan kebiasaan negatif dan nonproduktif dan menggantinya dengan hal-hal baru yang lebih positif dan produktif. Selain itu juga sebagai pengingat dan penyemangat kembali jikalau lupa, sehingga fokus kembali kepada komitmen awal.

Imajinasikan dan visualisasikan apa yang bisa diperoleh dengan perubahan kebiasaan. Imajinasi yang divisualkan akan membantu memberikan motivasi terbaik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Kaitkan tujuan perubahan kebiasaan dengan nilai-nilai yang dijunjung dalam kehidupan masing-masing, misalnya: Keluarga, Ketenteraman, Kesehatan, Kejujuran, Kemandirian, Kesolehan, Kesuksesan, Nama baik, Pendidikan, dan sebagainya. Lakukan perubahan kebiasaan mulai dari yang kecil dengan pola-pola yang berbeda dari kebiasaan sebelumnya yang ingin dirubah. Kemudian secara bertahap, setiap waktunya tambah kebiasaan positif dan produktif tersebut secara kuantitas dan kualitas. Ciptakan dan cari lingkungan yang kondusif untuk perubahan kebiasaan yang ingin dilakukan.

Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan interaksi dan dukungan orang lain guna mendapatkan tambahan solusi dan motivasi untuk lebih mempermudah terjadinya proses perubahan. Selalu luangkan waktu untuk istirahat yang berkualitas. Jika waktu istirahat tak benar- benar baik, maka kekuatan merubah kebiasaan akan melemah, sama seperti otot yang juga perlu istirahat untuk kembali kuat. Bisa kita rasakan setelah istirahat dan refreshing, maka mood dan pikiran menjadi optimal kembali.

Saat kembali merasakan sulit untuk bisa berubah kebiasaan, tinjaulah kembali: Apa motivasi dasar diri ingin berubah? Hal positif apa ketika tercapai perubahan? Ketika menemui kegagalan, jangan pernah menyerah dan menyatakan perubahan tersebut tidak mungkin. Sadarilah selalu, mengubah kebiasaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Segala sesuatu tak akan selalu berjalan baik sesuai keinginan (punya kendala). Dibutuhkan kesabaran, dibutuhkan proses yang cukup, dibutuhkan tekad dan motivasi yang kuat, dibutuhkan dukungan dari orang terdekat dan lakukanlah semua upaya proses perubahan dengan suka cita. Ingatlah bahwa kita seorang manusia biasa, yang juga wajar merasakan kesulitan. Maafkan diri kita, dan jangan menghakimi diri sendiri. Ingatlah : Perubahan kebiasaan hanya bagian dari cara otak bekerja...! Kebiasaan lama terbentuk karena proses yang berulang-ulang, maka untuk mengubahnya juga diperlukan proses berulang pula, sehingga yang diperlukan hanyalah lakukan lagi... lagi... dan lagi...!

Susan Powter menyampaikan: "Kebiasaan yang butuh waktu bertahun-tahun untuk dibangun, maka tidak hanya membutuhkan satu hari untuk mengubahnya." Maka temukan pemicu kegagalan perubahan tersebut dan berusaha kembali untuk mengatasinya dengan lebih baik lagi. Jika berhasil mengalami kemajuan untuk berubah maka berilah reward pada diri sendiri. Hadiah menjadi apresiasi dari proses panjang yang dilalui untuk menghilangkan kebiasaan negatif dan nonproduktif. Hadiah bisa semakin memacu diri untuk berusaha lebih keras dalam menghilangkan kebiasaan negatif dan nonproduktif. Kebiasaan merupakan suatu hal yang membentuk kehidupan kita begitu kuat dan kadang tak disadari karena begitu halusnya, hingga memberikan andil besar pada masa depan kita.
"Anda tak bisa mengubah masa depan, tapi Anda bisa mengubah kebiasaan, dan tentu saja kebiasaan akan mengubah masa depan Anda." ( A.P. Abdul Kalam ).
Namun terkadang sering muncul anggapan bahwa merubah kebiasaan itu adalah sesuatu yang sangat sulit bahkan tak mungkin walau sejatinya sebenarnya