MANTAP BERWIRAUSAHA DIINDONESIA

Penulis BINTI (EDD)

Didera hutang puluhan juta rupiah hingga rumah disita oleh bank membuat Ibu Binti hijrah ke Hongkong untuk mengadu nasib. Namun beberapa tahun membanting tulang sebagai buruh migran ternyata tak kunjung memberinya solusi. Beruntung dia mengenal NASA yang kemudian menjadi titik balik kehidupannya saat ini.
Awal dirinya mengenal NASA bisa dikatakan cukup unik. Saat itu, Ibu Binti ingin mencari tips sukses ternak ayam di internet dan ternyata produk produk PT.NASA lah yang muncul di mesin pencari Google. Dari situ dirinya bertemu dengan Mbak Sundari yang kemudian mengajaknya untuk bergabung di NASA.
Produk NASA yang berkualitas ternyata memberi hasil luar biasa bagi hasil panen ternak ayam di kampungnya, Ibu Binti pun semakin terdorong untuk menekuni bisnis di NASA dengan serius. Gaji bulanannya di Hongkong dikumpulkannya sedikit demi sedikit untuk ikut program Aksi BOS. "Saya kemudian mencoba memasarkan produk Crystal X ke sesama BMI di Hongkong dan ternyata laku keras, dari situlah pendapatan saya mulai bertambah," kenang Ibu Binti yang kini sudah meraih peringkat Executive Diamond Director (EDD).
Di Hongkong saya giat memasarkan produk Crystal X. Bahkan pernah dalam kurun waktu dua bulan ia bisa menjual 120 pcs Crystal X. "Sebenarnya cara saya bekerja di NASA itu seperti part time, siang saya bekerja, malamnya saya gunakan untuk promosi secara online dan minggunya saya bertemu konsumen untuk mengantar produk," tuturnya sambil tersenyum.
Meski hanya part time, pendapatannya ternyata berhasil membebaskan keluarganya dari jeratan hutang. "Kini saya bisa merenovasi rumah orangtua yang dulunya masih terbuat dari bambu, bisa membantu biaya sekolah adik-adik hingga lulus, bahkan alhamdulillah saya sudah bisa membeli mobil dan menabung di bank," ungkap Ibu Binti senang.
Kini perempuan kelahiran Blitar ini sudah memutuskan untuk berhenti menjadi buruh migran dan mengembangkan bisnis NASA di Indonesia. "Sekarang saya fokus mengembangkan pasar bisnis NASA di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Kendal, Lampung, dan Ponorogo. Hidup saya kini senang dan tenang karena bisa berwirausaha di negeri sendiri," tutupnya mantap