Intensifikasi sawit BERSAMA NASA

Penulis HANA INDRA KUSUMA

Solusi Tepat untuk Hasil Produksi dan
Penyelamatan Lingkungan
Indonesia dengan daratan terbentang luas di lima pulau besar yang dipayungi iklim tropis tentunya punya potensi yang wajib dimaksimalkan. Potensi itu salah satunya berwujud kecocokan tanah Indonesia dengan tanaman sawit. Tanaman yang menghasilkan bahan baku untuk lebih dari 200 lebih ragam industri, baik besar maupun kecil. Hal ini juga yang menjadikan hasil sawit Indoneisa menduduki peringkat pucuk di daftar pemasok devisa Negara dari sektor non migas. Industri sawit juga berperan besar dalam menyerap jutaan tenaga kerja.
Meski begitu, di sisi lain tentu masih segar dalam ingatan, bagaimana kebakaran lahan gambut di Sumatera membawa petaka sekian lama dengan kabut asap yang lama menguap. Kesehatan warga yang terganggu, ekosistem satwa yang rusak, hingga sulitnya akses transportasi. Lalu, tentu sering juga kita melihat di televisi bagaimana mengenaskannya nasib satwa-satwa liar ketika lahannya tergerus pembukaan lahan perkebunan baru. Atau tentu juga kita sering mendengar bahwasanya pembukaan lahan sawit akan mempercepat terjadinya pemanasan global. Berbagai masalah ini lantas mengundang perhatian dunia internasional. Berbagai kampanye pro lingkungan yang kontra terhadap perkebunan sawit lantas banyak didengungkan. Nah, sesungguhnya apakah memang industri sawit harus selalu merusak lingkungan?
Jawabannya tentu saja tidak. Pangkal permasalahan sebetulnya terletak pada upaya peningkatan hasil namun dengan jalan yang tak tepat. Peningkatan hasil seringkali identik dengan sebatas peningkatan lahan. Hasilnya, lahan-lahan yang sejatinya menjadi hutan lindung ditebas untuk dijadikan kebun, hutan gambut yang belum siap ditanam dipaksa dikeringkan untuk penanaman. Ini lah yang dinamakan ekstensifikasi, yang berimbas pada kerusakan lingkungan seperti dijelaskan di atas. Padahal ekstensifikasi ini juga belum tentu efektif, dikarenakan jumlah waktu dan biaya yang dikeluarkan haruslah besar.
Lalu apa yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi namun tetap ramah lingkungan? Solusinya ialah intensifikasi atau bisa juga diartikan dengan peningkatan hasil dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada. Di titik ini lah NASA hadir dengan produk-produk unggulan yang teruji keberhasilannya. Produk NASA yang khusus diformulasikan untuk tanaman sawit telah terbukti mampu meningkatkan hasil panen dengan dengan waktu yang relatif singkat.
Salah satu perusahaan yang telah sukses menjalankan intensifikasi bersama NASA ialah PT. BPP yang beroperasi di Kalimantan Selatan. Peningkatan hasil panen sebesar 25% telah dirasakan dalam waktu kurang dari dua tahun. Dan dari hasil penghitungan, intensifikasi bersama Nasa ini justru menghemat biaya produksi sebesar 4 miliar untuk lahan seluas 5000 Ha. Nah, bayangkan jika seluruh perusahaan sawit yang ada mampu menerapkan hal ini, tentu perusakan lingkungan bisa ditekan dan potensi tetap bisa dimaksimalkan.
Perlu dicatat pula, Indonesia saat ini sedikitnya memiliki 11 juta lahan aktif sebagai perkebunan sawit. Data ini tentu bisa dilihat sebagai potensi intensifikasi yang luar biasa. NASA telah siap menjadi mitra dalam upaya peningkatan hasil produksi dan upaya penyelamatan lingkungan. Kalau begitu, tinggal tugas distributor untuk menyalurkan kabar baik ini. Hingga pada akhrinya nantinya tercapai hubungan baik antara alam, devisa Negara, pengusaha, dan tentu saja NASA. Jadi, apakah Anda sudah siap untuk ini?
SEMANGAT PAGI!! NEVER GIVE UP !!