service@naturalnusantara.co.id (0274) 6499191

BERBAGI untuk Faktor KALI

Penulis JONI RIYANTO

Dalam sepenggal kisah perjalanan penulis ke Lampung, Jambi dan Sumatera Barat pada awal tahun 2016 ini, tersisip satu pelajaran berharga. Ada seorang pekebun sawit yang juga seorang tokoh masyarakat dan ketua sebuah koperasi mengetahui dan mengakui pekebun tetangganya setelah diaplikasi pupuk SUPERNASA GRANULE dan POWER NUTRITION hasilnya lebih baik daripada kebun miliknya. Tetapi dia tidak mau mengikutinya hanya karena gengsi kalau harus jadi pengekor bukan pelopor. Alhasil kebunnya makin terpuruk.

Pekebun tersebut akan pakai dan membantu perluasan pasar kepada seluruh anggota koperasi yang potensinya hingga ratusan bahkan ribuan hektar, dengan syarat koperasi dan dirinya sendiri mendapat sharing profit. Tetapi sayang, tetangga yang juga distributor NASA tersebut tidak mau memenuhi permintaannya. Hingga ada distributor NASA lainnya datang dan bersedia melakukan sharing profit, alhasil omset di depan mata tersebut menjauh dan akan menjadi milik agen NASA lainnya. Sebuah akhir yang merugikan dalam kehidupan bertetangga dan berbisnis, semua kalah karena mengabaikan filosofi bisnis "berbagi dan faktor kali".

Begitulah umumnya manusia, yang tidak begitu memang tidak umum. Ironi dengan kisah Petani Jagung Juara Kontes. Mungkin pernah kita tahu kisah seorang petani jagung yang selalu memenangkan kontes jagung di negaranya. Uniknya setiap menang kontes, petani itu selalu membagikan benih jagung terbaiknya itu kepada petani lain di lingkungannya tanpa sedikitpun rasa takut akan tersaingi dan terkalahkan pada kontes berikutnya. Ternyata sikap kedermawanannya itulah yang menjadi RESEP MUJARAP untuk selalu menjadi juara. Karena ketika semua petani di lingkungannya menanam jagung yang terbaik darinya, maka dia tidak khawatir lagi tanaman jagungnya akan terancam atau ter-serbuki tanaman jagung yang jelek. Sebaliknya, tanaman terbaiknya akan diserbuki tanaman lain yang terbaik pula sehingga akan menghasilkan tanaman yang lebih baik dan unggul.

Pituah bijak mengatakan, "Ketika memasuki gelanggang kehidupan, setidaknya ada dua lawan yang akan kuhadapi, yang pertama adalah diriku sendiri, yang kedua adalah yang diluar diriku, tetapi yang jelas bukan dirimu. Karena sehebat apapun dirimu melawanku, tetaplah tidak akan bisa dirimu mengalahkanku karena aku tidak pernah menganggapmu sebagai lawan yang itu berarti aku tidak pernah bertanding denganmu".